Inforial- Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menyelenggarakan program Bekraf Financial Club (BFC)pada 16 Februari 2017 dengan mempertemukan pelaku ekonomi kreatif dan sumber modal dari perbankan. Program ini bertujuan memberikan pemahaman kepada perbankan mengenai model bisnis ekonomi kreatif,sehingga perbankan dapat membuat skema pembiayaan yang sesuai bagi pelaku ekonomi kreatif.

BFC akan dilaksanakan secara berkala dengan menghadirkan pelaku ekonomi kreatif dari 16 sub sektor dan mengundang perbankan sebagai peserta. Perwakilan pelaku ekonomi kreatif akan memaparkan secara rinci sub sektor yang digelutinya dengan model pembiayaan yang diharapkan bisa didapat dari perbankan.

“BFC yang diadakan pertama kaliini menghadirkan pelaku ekonomi kreatif dari sub sektor film dan animasi. Kami berharap, perbankan akan lebih memahami model bisnis ekonomi kreatif dari dua sub sektor tersebut dan mempunyai keyakinan untuk menyalurkan pembiayaan yang sesuai, baik melalui pinjaman maupun kredit,” ucap Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo.

Ody Mulya, pendiri perusahaan film Maxima Pictures, sebagai salah satu narasumber dari sub sektor film mengungkapkan bahwa perbankan perlu mengetahui kelayakan film yang bisa dibiayai. Ia menginformasikan jika produser berperan dalam mempromosikan dan menjual film. Produser bisa mempekerjakan pihak ketiga untuk mencari sponsor dan mendukung pembiayaan film. “Rantai bisnis film dari produser dan pihak luar pencari sponsorship, misalnya marketing film,” ujar Ody saat rapat persiapan penyelenggaraan BFC di Gedung Kementerian BUMN.

Ardian Elkana, Ketua Asosiasi Industri Animasi dan Konten Indonesia (AINAKI) mengatakan bahwa satu film animasi bisa menggandeng 30 orang animator. “Sub sektor animasi bekerjasama dengan pihak asing untuk menghasilkan karya bersama saat co-production. Waktu produksi bisa mencapai 12 bulan dan co-production 18 bulan,” ucapnya.