Bisnis, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro ingin menggunakan media sosial sebagai salah satu sumber data bagi pemerintah. Data tersebut, termasuk ke dalam big data atau data sosial yang bisa melengkapi data statistik.

"Kami ingin yang namanya Facebook atau Twitter itu tidak hanya menjadi hiburan dan sarana komunikasi tapi bisa menjadi sumber data yang kemudian berpengaruh terhadap pengambilan kebijakan maupun tindakan pemerintah," kata Bambang dalam Konferensi Revolusi Data di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa, 21 Februari 2017.

Bambang mencontohkan, salah satu big data yang dapat dipakai pemerintah adalah percakapan di media sosial mengenai banjir pagi ini di ibukota. "Banyak titik-titik di Jakarta yang terkena banjir. Kalau menggunakan data statistik, too late. Dengan media sosial, kita bisa membangun database yang menolong kita beraktivitas hari ini," ujarnya.

Baca: Bappenas Dorong Fokus Investasi pada 2017

Dengan adanya informasi mengenai titik-titik banjir dari percakapan di media sosial itu, kata Bambang, pemerintah daerah dan kepolisian juga dapat memperoleh manfaatnya untuk mengatur lalu lintas. "Dengan keberadaan media sosial, itu bukan hanya alat bergaul, tapi juga sebagai sumber data. Itu revolusi penciptaan data dan analisa data," tuturnya.

Contoh lain, menurut Bambang, adalah percakapan di media sosial mengenai harga bahan pangan. Apabila terdapat komplain dari masyarakat dalam data sosial tersebut, pemerintah bisa segera bertindak untuk menstabilkan harga sehingga inflasi terkendali tanpa harus menunggu data diumumkan oleh BPS.

Big data, kata Bambang, dapat menjadi pembanding sekaligus pelengkap data statistik. Menurut dia, pemerintah tidak bisa mengabaikan data sosial. "Pemerintah harus bisa memanfaatkan media sosial untuk menangkap concern masyarakat. Jangan kaget kalau suatu saat kebijakan diambil tidak lagi memakai data statistik," katanya.

Baca: Pesan Sri Mulyani kepada Pejabat Baru Eselon I dan II

Bambang menambahkan, dengan pembangunan infrastruktur telekomunikasi, yakni Palapa Ring, seluruh aspirasi yang berkembang di masyarakat dapat semakin ditangkap oleh pemerintah. "Palapa Ring kan menutupi missing link. Kalau sudah connect, internet semakin mudah. Kalau semakin mudah, data sosial semakin bisa ditangkap."

ANGELINA ANJAR SAWITRI