Bisnis, Jakarta - Presiden dan CEO Freeport-McMoRan Inc, Richard C. Adkerson, mengatakan pembatasan operasi akibat larangan ekspor menyebabkan dampak yang tidak menguntungkan. Salah satunya, terkait dengan kebutuhan tenaga kerja perusahaan. Larangan ekspor karena perusahaan enggan mengubah izin operasi dari kontrak karya (KK) menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK). Akibatnya, perusahaan mengurangi produksi untuk menjaga keuangan.

"Karena Freeport tidak dapat melakukan ekspor tanpa mengakhiri KK, akan terjadi konsekuensi yang tidak menguntungkan bagi semua pemangku kepentingan," kata dia di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin, 20 Februari 2017.

Baca : Freeport Beri Waktu 120 Hari pada Pemerintah Jokowi

Dalam operasi normal, Freeport melalui unit usahanya yang memiliki tambang emas dan tembaga di Papua, PT Freeport Indonesia membutuhkan rata-rata sekitar 29 ribu tenaga kerja. Namun dengan pembatasan operasi, kebutuhan tenaga kerja menyusut menjadi 11 ribu orang. Dampaknya, Freeport akan memberhentikan sejumlah pekerja mulai pekan depan.

Freeport mengklaim telah berhenti ekspor sejak 12 Januari 2017 lalu. Pada 11 Januari 2017 Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2017 tentang Perubahan Keempat  atas PP Nomor 23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara atau biasa disingkat PP Minerba.

Baca : Freeport Indonesia Berhentikan Karyawan Pekan Depan

PP ini menegaskan perusahaan pemegang KK harus memurnikan mineral di Indonesia. Jika tidak membangun smelter maka dilarang ekspor. Kemudian jika ingin tetap ekspor harus mengubah statusnya dari KK menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK). Dengan menjadi IUPK, maka Freeport juga berkewajiban melepas 51 persen sahamnya kepada Indonesia tahun ini.

Adkerson menambahkan akibat dilarang ekspor total agregat logam yang dihasilkan tambang Grasberg di Papua pun berkurang. Total agregat logam yang dihasilkan pun berkurang. Dalam rencana operasi normal pada 2017-2021, tembaga yang bisa dihasilkan mencapai 6 miliar lbs. Sementara produksi emas bisa sebanyak 8,4 mm ozs. Namun pembatasan operasi menyebabkan produksi tembaga berkurang menjadi 3 miliar lbs dan emas menjadi 4,9 mm ozs.

Baca : Freeport Masih Cari Pengganti Chappy Hakim

Pembelian domestik pun berkurang dari US$ 10 miliar menjadi US$ 4 miliar. Sementara investasi modal berkurang dari US$ 5,9 miliar menjadi US$ 1,6 miliar. Adkerson mengatakan manfaat bagi pemerintah juga akan berkurang. Jumlah pajak, dividen, dan royalti yang diberikan Freeport diperkirakan sebanyak US$ 4,5 miliar. Namun pembatasan operasi mengurangi pendapatan pemerintah menjadi hanya US$ 3,1 miliar.

VINDRY FLORENTIN