Bisnis, Jakarta - Menurut situs resmi Direktorat Jenderal Pajak, total uang tebusan program pengampunan pajak atau tax amnesty mencapai Rp 104,26 triliun. Pada periode III, uang tebusan pada Januari Rp 449,82 miliar dan pada Februari Rp 593,51 miliar.

Baca : Tanpa Freeport, Bea Cukai Jamin Penerimaan APBN Aman

Adapun penerimaan tax amnesty secara total, termasuk dari penghentian pemeriksaan bukti permulaan dan tunggakan, mencapai Rp 111,68 triliun. Sebagian besar harta yang dideklarasikan berasal dari dalam negeri, yakni mencapai Rp 3.231 triliun.

Deklarasi luar negeri Rp 1.016 triliun dan repatriasi Rp 141 triliun. "Ini menunjukkan bahwa orang kaya di dalam (negeri) tuh, ternyata buanyak, tidak hanya banyak. Ini semua akan menjadi database," kata Mardiasmo, Wakil Menteri Keuangan, di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Senin, 21 Februari 2017

Baca : Pajak Google Dibahas di Tingkat Menteri

Mardiasmo kembali menggelar sosialisasi program pengampunan pajak atau tax amnesty kepada para pengusaha. Menurut dia, uang tebusan pada periode III tax amnesty masih sangat kecil. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pajak, uang tebusan periode III baru mencapai Rp 1,04 triliun.

"Kami harap, asosiasi memastikan keikutsertaan anggotanya (dalam tax amnesty). Kami ingin setiap anggota Kadin (Kamar Dagang dan Industri) ikut," kata Mardiasmo . "Untuk yang sudah ikut tapi merasa masih ada harta yang belum dilaporkan, menyusulkan masih bisa."

Ketua Kadin Rosan Roeslani berujar, sebagian besar pengusaha sudah ikut tax amnesty. Namun, dia meminta kepada pengusaha yang merasa masih ada harta yang tercecer untuk segera dilaporkan. Dia pun berharap, pemerintah melanjutkan reformasi perpajakan menyeluruh yang diawali oleh tax amnesty ini. "Next-nya apa? Ini yang ditunggu," katanya.

Menurut Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugeasteadi, hasil dari tax amnesty selama ini sudah cukup bagus. Namun, karena sebagian besar peserta tax amnesty pada periode III usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) uang tebusan tidak sebesar yang diterima pada periode I. "Kami setiap hari masih sosialisasi ke mana pun," tutur Ken.


ANGELINA ANJAR SAWITRI